Bonnie Triyana (lahir 27 Juni 1979) adalah seorang sejarawan, politikus PDI Perjuangan dan kurator museum berkebangsaan Indonesia. Saat ini, ia menjadi pemimpin redaksi majalah sejarah popular pertama di Indonesia, Majalah Historia. Ia menyelesaikan sarjana dari jurusan sejarah Universitas Diponegoro, Semarang (2003). Ia sempat mengenyam kuliah pascasarjana sejarah di Universitas Indonesia pada 2005.

Pada awal tahun 2022, ia menjadi kurator tamu sebuah pameran Revolusi Nasional Indonesia di Rijksmuseum di Amsterdam. Partisipasinya menjadi kontroversial di Belanda ketika itu. Dalam sebuah kolom di surat kabar Belanda NRC Handelsblad, ia menjelaskan pandangannya bahwa kata “Bersiap” harus dihilangkan dari pameran, dan mengatakan bahwa penggunaan istilah dalam pameran akan terlalu menyederhanakan narasi dalam pameran dan memperkuat stereotip orang Indonesia yang kejam dan biadab. Federasi Belanda Indonesia (bahasa Belanda: Federatie Indische Nederlanders) mengajukan pengaduan ke polisi Belanda tentang masalah ini pada Januari 2022, menuduh Triyana menstigmatisasi orang-orang Indonesia dan Belanda yang selamat dari periode sejarah itu dan meremehkan kekerasan terhadap mereka. Polisi memutuskan untuk tidak melanjutkan dakwaan, sementara Rijksmuseum terus menggunakan istilah itu dalam pameran dan mencatat bahwa Triyana telah mengungkapkan pendapat pribadinya dalam editorial

Pada 23 Mei 2022, ia muncul di depan komite tetap Belanda untuk Urusan Luar Negeri di Dewan Perwakilan Rakyat (Belanda) untuk mempresentasikan perspektif Indonesia tentang kekerasan yang terjadi selama keberangkatan Belanda dari Indonesia.

 

Source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bonnie_Triyana

Bonnie Triyana: Narasi Sejarah Kerap Bawa Ujaran Kebencian